Pages

Jumat, 06 Juli 2012

SEPUTAR TANAMAN APEL

Budidaya Apel



1. SEJARAH SINGKAT
Apel merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis. Di Indonesia apel telah ditanam sejak tahun 1934 hingga saat ini.
Buah Apel2. JENIS TANAMAN
Menurut sistematika, tanaman apel termasuk dalam:
1) Divisio : Spermatophyta
2) Subdivisio : Angiospermae
3) Klas : Dicotyledonae
4) Ordo : Rosales
5) Famili : Rosaceae
6) Genus : Malus
7) Spesies : Malus sylvestris Mill
Dari spesies Malus sylvestris Mill ini, terdapat bermacam-macam varietas yang memiliki ciri-ciri atau kekhasan tersendiri. Beberapa varietas apel unggulan antara lain: Rome Beauty, Manalagi, Anna, Princess Noble dan Wangli/Lali jiwo.
3. MANFAAT TANAMAN
Apel mengandung banyak vitamin C dan B. Selain itu apel kerap menjadi pilihan para pelaku diet sebagai makanan substitusi.

4. SENTRA PENANAMAN

Di Indonesia, apel dapat tumbuh dan berbuah baik di daerah dataran tinggi. Sentra produksi apel di adalah Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan (Nongkojajar), Jatim. Di daerah ini apel telah diusahakan sejak tahun 1950, dan berkembang pesat pada tahun 1960 hingga saat ini. Selain itu daerah lain yang
banyak dinanami apel adalah Jawa Timur (Kayumas-Situbondo, Banyuwangi), Jawa Tengah (Tawangmangu), Bali (Buleleng dan Tabanan), Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan. Sedangkan sentra penanaman dunia berada di Eropa, Amerika, dan Australia.
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1) Curah hujan yang ideal adalah 1.000-2.600 mm/tahun dengan hari hujan 110-150 hari/tahun. Dalam setahun banyaknya bulan basah adalah 6-7 bulan dan bulan kering 3-4 bulan. Curah hujan yang tinggi saat berbunga akan menyebabkan bunga gugur sehingga tidak dapat menjadi buah.
2) Tanaman apel membutuhkan cahaya matahari yang cukup antara 50-60% setiap harinya, terutama pada saat pembungaan.
3) Suhu yang sesuai berkisar antara 16-27 derajat C.
4) Kelembaban udara yang dikehendaki tanaman apel sekitar 75-85%.

SEPUTAR TANAMAN MAHONI

BUDIDAYA TANAMAN MAHONI 
(Swietenia mahagoni Jacq)


A.    Manfaat Tanaman Mahoni.
Tanaman mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) berasal dari keluarga meliaceae, merupakan pohon dengan pertumbuhan cepat, penghasil kayu keras dan digunakan untuk perabot rumah tangga serta perabot ukiran. Kayunya juga sering dibuat penggaris karena tak mudah berubah. Getahnya baik untuk bahan perekat. Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisional lain disebutkan bahwa tanaman ini memiliki sifat pahit, dingin, anti piretik (penurun panas), anti jamur dan menurunkan tekanan darah tinggi.
B.           Tempat Tumbuh Tanaman Mahoni
Tanaman mahoni dapat tumbuh di lokasi mana saja tidak pilih jenis tanah dan kesuburan tanah.  merupakan tanaman tumbuh liar di hutan-hutan jati dan tempat-tempat lain yang dekat dengan pantai. Ada juga yang ditanam di tepi-tepi jalan sebagai pohon perindang. Pohon yang tingginya antara 5-25 meter ini berakar tunggang, batang bulat, banyak cabang dan kayunya bergetah. Daunnya majemuk menyirip genap. Helaiannya berbentuk bulat telur. Ujung dan pangkal runcing. Tepi rata, tulang menyirip, dan panjangnya 3-15 cm. Daun muda berwarna merah dan setelah tua warnanya hijau. Bunganya majemuk tersusun dalam karangan yang keluar dari ketiak daun. Ibu tangkai bunga silindris dan warnanya coklat muda.

SEPUTAR POHON CENDANA

Artikel Budidaya Cendana

Pengembangan Tanaman CendanaSumber: http://matoa.org/

cendana1
Pemilihan Umum 2009 memiliki asas One Man One Vote. Bersamaan dengan momentum Pemilu 2009, Presiden menargetkan, bangsa Indonesia harus bisa menanam One Man One Tree yang sudah dimulai sejak awal Februari 2009.
Kegiatan menanam pohon sebetulanya sudah dimulai sejak tahun 2007. Targetnya pun berbeda setiap tahunnya. Tahun 2007, harus menanam 79 juta bibit pohon, realisasinya 86,9 juta pohon. Berikutnya, pada 2008, target 100 juta bibit pohon, ternyata berhasil menanam 109 juta pohon.Tahun 2009 ini targetnya, sesuai dengan jumlah penduduk Indonesia, 230 juta jiwa, Bangsa Indonesia harus menanam sebanyak 230 juta pohon.
Berkaitan dengan One Man One Tree, tanggal 12 Februari 2009 lalu, Menteri Kehutanan, M.S. Kaban bersama Gubernur Nusa Tenggara Timur telah melakukan penanaman dan pencanangan pengembangan tanaman Cendana. Penanaman Cendana ini dilakukan di Desa Ponai, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pertimbangan menanam Cendana di Desa Ponai, selain kondisi dan waktu, juga didukung musim hujan masih sangat baik. Akses jalan menuju lokasi pun cukup baik. Selain itu, di Desa Ponai telah ada Kelompok Tani Cendana binaan Balai Penelitian Kehutanan Kupang yang bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Universitas Nusa Cendana. Program rehabilitasi pohon Cendana di Nusa Tenggara Timur, adalah prakarsa Menteri Kehutanan di tahun 2006.
Saat pencanangan, telah dipersiapkan areala seluas 1,7 hektar dan bibit Cendana sebanyak 1.200 batang. Sebelumnya, pada minggu ketiga, Desember 2008 telah ditanam sebanyak 7.700 bibit Cendana yang disiapkan BPK Kupang dan Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (B2PBPTH) Yogyakarta di areal seluas 5,3 hektar di pekarangan dan kebun Masyarakat.
Untuk kesiapan bibit, sampai dengan September 2008, bibit generatif di BPK Kupang sebanyak 10.000 batang dan siapa tanam pada bulan Desember 2008 . Sementara, BPDAS Benain Noelmina Kupang, juga memiliki bibit generatif sebanyak 20.000 batang yang siap ditanam pada bulan Desember 2008 lalu.
Sedangkan bibit vegetatif dengan kultur jaringan, B2PBPTH Yogyakarta telah menyiapkan sebanyak 700 batang dan siap tanam pada pertengahan tahun 2009 ini. Sementara bibit Cendana dengan kultur jaringan dari Puslit Bioteknologi LIPI saat ini baru dalam tahap multiplikasi dan baru siap tanam pada akhir tahun 2009 nanti.

SEPUTAR TANAMAN PINUS

CARA BUDIDAYA POHON PINUS

Pinus merkusii dengan nama daerah tusam banyak dijumpai tumbuh di belahan bumi bagian selatan. Pohon bertajuk lebat, berbentuk kerucut mempunyai perakaran cukup dalam dan kuat. Walaupun jenis ini dapat tumbuh pada berbagai ketinggian tempat, bahkan mendekati 0 meter di atas permukaan air laut, dengan tempat tumbuh yang terbaik pada ketinggian tempat antara 400 – 1500 m dpl, pada tipe iklim A dan B menurut Schmidt – Ferguson, pada curah hujan sekurang-kurangnya 2000 mm/tahun tanpa dengan jumlah bulan kering 0 – 3 bulan.

Jenis ini dapat tumbuh pada berbagai tipe jenis tanah dengan lapisan tanah yang tebal/dalam, pH tanah asam dan mengendaki tekstur tanah ringan sampai sedang.

Manfaat jenis pohon ini cukup banyak. Kayunya dapat digunakan sebagai bahan bangunan ringan, peti, korek api, bahan baku kertas dan vinir/kayu lapis.

Pada umur 10 tahun, pohon sudah dapat disadap getahnya. Dari getah Pinus dapat dibuat gondorukem dan terpentin. Gondorukem digunakan dalam industri batik sedang terpentin digunakan sebagai pelarut minyak cat dan lak.

PEMBUATAN BIBIT
1. Pengadaan biji
Biji Pinus merkusii akan mempunyai viabilitas dan daya kecambah tinggi, apabila diambil dari kerucut yang sudah masak dengan ciri-ciri berwarna hijau kecoklatan dan sisik kerucut yang telah mulai melebar kebiruan sedikit. Pengumpulan buah dapat dilakukan setiap tahun, karena berbuahnya setiap tahun. Biji kering berisi antara 45.000 – 60.000 butir setiap kilogramnya.

Sebellum ditabur sebaiknya dilakukan seleksi biji. Biji yang baik mempunyai ciri-ciri warna kulit bij kuning kecoklatan dengan bintik-bintik hitam, agar bentuk biji bulat, padat dan tidak mengkerut. Untuk menyeleksi biji yang biasa juga digunakan cara perendaman. Biji yang akan digunakan sebagi bibit direndam dalam air dan benih yang tenggelam saja menandakan biji baik. Lama biji direndam air dingin 3 – 4 jam sebelumditabur.

2. Penaburan biji
Pada kegiatan ini yang perlu diperhatikan adalah bahan media tabur yang akan digunakan hendaknya mempunyai persyaratan sebagai berikut :
• Bebas dari hama-penyakit (steril)
• Cukup sarang
• Dapat merangsang proses perkecambahan
Sesuai persyaratan di atas, maka bahan campuran berupa pasir yang berukuran ± 2 mm dan tanah (humus) halus dapat digunakan sebagai media tabur. Tanah dan pasir perbandingan 1 : 2. Selanjutnya campuran ini disterilkan dengan cara digoreng 4 – 6 jam dan dijemur diterik matahari.

Media yang sudah siap digunakan dimasukkan ke dalam bak plastik setinggi ± 5 cm. Bak diletakkan di atas rak-rak di dalam bedeng penaburan atau ruang kaca. Benih-benih yang terpilih, kemudian dihamburkan di bak tabur, selanjutnya ditutup dengan bahan media tabur kira-kira sama dengan tebal benih yang ditabur.

Setelah 10 – 15 hari dari saat penaburan, benih akan berkecambah. Proses perkecambahan berlangsung sampai satu bulan.


SEPUTAR TANAMAN KOPI

BUDIDAYA TANAMAN KOPI

I.                Pendahuluan
Tanaman kopi merupakan komoditi ekspor yang cukup menggembirakan karena mempunyai nilai ekonomis yang relative tinggi di pasaran dunia, di samping itu tanaman kopi ini adalah salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan di Jawa Barat.
Tanaman kopi jenis arabika sat ini mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi dibandingkan dengan kopi Robusta yang mana pada tahun 1990 harga kopi Arabika 1,85 U$D/Kg, sedangkan kopi Robusta 0,83 U$D/Kg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan harga kopi Robusta di pasaran dunia antara lain :
  1. Kelangkaan pasok jenis kopi Arabika.
  2. Kopi robusta mengalami over supply.
  3. Penggunaan kopi Robusta semakin tinggi.
  4. Situasi pasaran dunia untuk jenis Robusta menurun sehingga ICO melakukan pemotongan kuota sebanyak 2 kali lipat dalam setahun.
Dari hal tersebut perlu adanya usaha pemilihan jenis kopi yang mempunyai nilai ekonomis dan rasa yang relatif baik serta yang tahan terhadap penyakit karat daun.  
Usaha untuk merebut peluang pasar kopi antara lain dengan Pengembangan tanaman kopi Arabika melalui kegiatan peremajaan, peluasan dan rehabilitasi tanaman kopi dari kopi Robusta menjadi kopi Arabika.

SEPUTAR TANAMAN JATI

BUDIDAYA TANAMAN JATI EMAS 
(Tectonal gandis Lf)
Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc *)
A.    Manfaat.
Satu hektar lahan membutuhkan 2000 batang bibit ( jarak tanam 2 x 2,5 m ), atau 1600 untuk jarak tanam 2,5 x 2,5 m. Apabila 1 pohon Jati Emas berumur 5 tahun menghasilkan 0.38 kubik dan 1 kubik - nya seharga minimal Rp 3 juta, untuk 1 kubik kayu membutuhkan 3 batang Pohon Jati Emas,  maka untuk 2000 bibit Jati Emas menghasilkan +/- 760 kubik kayu Jati Emas, dapat dibayangkan 1 bibit Jati Emas seharga Rp 15.000,00 dalam lima tahun dapat menghasilkan Rp 1.140.000,00 dan untuk 2000 bibit Jati Emas menghasilkan Rp 2,28 milyar, dan ini hanya merupakan perhitungan kasar minimal 1kubik = Rp 3 juta. Belum lagi hasil dari Tumpang Sari tanaman lain selama 5 tahun ( Pisang, Pepaya, Kacang, dsb ) yang tidak akan mempengaruhi pertumbuhan Jati Emas tersebut.
B.     Tempat Pertumbuhan.
Di antara sifat tanaman jati adalah: a). Membutuhkan sinar matahari penuh; b). Drainase harus baik/tidak cocok kondisi tanah berair; c). Pada tingkat anakan harus bebas dari tanaman pengganggu (alang-alang, rumput dst); d). Pada tanah yang kurang unsur kapur (Ca) pertumbuhan tanaman dan kualitas kayu kurang baik; e). Perlu pemeliharaan intensif dan secara berkala selama lima tahun berturut-turut.
Kondisi tempat tumbuh untuk tanaman jati: a). Keasaman tanah (pH) 6,5 – 7,5; b). Ketinggian lokasi tumbuh 1 – 750 m dpl; c). Temperatur 13 derajat – 19 derajat C; d). Curah hujan 1.250 – 3.700 mm per tahun.


SEPUTAR TANAMAN SENGON

TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN SENGON (ALBAZIA)

Botani Sengon
Sengon dalam bahasa latin disebut Albazia Falcataria, termasuk famili Mimosaceae, keluarga petai – petaian. Di Indonesia, sengon memiliki beberapa nama daerah seperti berikut :
Jawa :jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut, atau sengon sabrang (jawa).
Maluku : seja (Ambon), sikat (Banda), tawa (Ternate), dan gosui (Tidore)
Klasifikasi Ilmiah Tanaman Sengon :
Divisi : SpermatophytaSub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Fabales
Famili : Fabaceae
Sub Famili : Mimosoidae
Marga : Paraserianthes
Jenis : Paraserianthes falcataria
Sinonim : Albizia moluccana Miq. Albizia
falcataBacker; Albizia falcataria (L.) Fosberg.


Pertanaman sengon
Deskripsi botani tanaman sengon
Batang
Pohon berukuran sedang sampai besar, tinggi dapat mencapai 40 m, tinggi batang bebas cabang 20 m. Tidak berbanir, kulit licin, berwarna kelabu muda, bulat agak lurus. Diameter pohon dewasa bisa mencapai 100 cm atau lebih. Tajuk berbentuk perisai, jarang, selalu hijau.
Daun
Daun sengon tersusun majemuk menyirip ganda panjang dapat mencapai 40 cm, terdiri dari 8 – 15 pasang anak tangkai daun yang berisi 15 – 25 helai daun, dengan anak daunnya kecil-kecil dan mudah rontok. Warna daun sengon hijau pupus, berfungsi untuk memasak makanan dan sekaligus sebagai penyerap nitrogen dan karbon dioksida dari udara bebas.